Feeds:
Posts
Comments

Archive for May, 2012

Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika pemimpin negara itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.

Oleh karena itulah Islam memberikan pedoman dalam memilih pemimpin yang baik. Dalam Al Qur’an, Allah SWT memerintahkan ummat Islam untuk memilih pemimpin yang baik dan beriman:

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. “ (An Nisaa 4:138-139)

 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimmpin (mu): sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagiaa yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada oarng-orang yang zalim ” (QS. Al-Maidah: 51)

“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang2 yang zalim” (At Taubah:23)

 

“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang2 kafir menjadi wali (teman atau pelindung)” (An Nisaa:144)

“Janganlah orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…” (Ali Imran:28)

Selain beriman, seorang pemimpin juga harus adil:

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “ada tujuh golongan manusia yang kelak akan memperoleh naungan dari Allah pada hari yang tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya, (mereka itu ialah):

 

1. Imam/pemimpin yang adil

2. Pemuda yang terus-menerus hidup dalam beribadah kepada Allah

3. Seorang yang hatinya tertambat di masjid-masjid

4. Dua orang yang bercinta-cintaan karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah pun karena Allah

5. Seorang pria yang diajak (berbuat serong) oleh seorang wanita kaya dan cantik, lalu ia menjawab “sesungguhnya aku takut kepada Allah”

6. Seorang yang bersedekah dengan satu sedekah dengan amat rahasia, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya

7. Seorang yang selalu ingat kepada Allah (dzikrullâh) di waktu sendirian, hingga melelehkan air matanya.

(HR. Bukhari dan Muslim)

“Hai orang-orang yang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat dengan taqwa…” (Q.s. Al-Maidah 5: 8)

 

Keadilan yang diserukan al-Qur’an pada dasarnya mencakup keadilan di bidang ekonomi, sosial, dan terlebih lagi, dalam bidang hukum. Seorang pemimpin yang adil, indikasinya adalah selalu menegakkan supremasi hukum; memandang dan memperlakukan semua manusia sama di depan hukum, tanpa pandang bulu. Hal inilah yang telah diperintahkan al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah ketika bertekad untuk menegakkan hukum (dalam konteks pencurian), walaupun pelakunya adalah putri beliau sendiri, Fatimah, misalnya.

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak ibu dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui kemaslahatan keduanya”. (Qs. An-Nisa; 4: 135)

Dalam sebuah kesempatan, ketika seorang perempuan dari suku Makhzun dipotong tangannya lantaran mencuri, kemudian keluarga perempuan itu meminta Usama bin Zaid supaya memohon kepada Rasulullah untuk membebaskannya, Rasulullah pun marah. Beliau bahkan mengingatkan bahwa, kehancuran masyarakat sebelum kita disebabkan oleh ketidakadilan dalam supremasi hukum seperti itu.

 

Dari Aisyah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: adakah patut engkau memintakan kebebasan dari satu hukuman dari beberapa hukuman (yang diwajibkan) oleh Allah? Kemudian ia berdiri lalu berkhutbah, dan berkata: ‘Hai para manusia! Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu itu rusak/binasa dikarenakan apabila orang-orang yang mulia diantara mereka mencuri, mereka bebaskan. Tetapi, apabila orang yang lemah mencuri, mereka berikan kepadanya hukum’. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, Dariini, dan Ibnu Majah)

“Sesungguhnya Allah akan melindungi negara yang menegakkan keadilan walaupun ia kafir, dan tidak akan melindungi negara yang dzalim (tiran) walaupun ia muslim”. (Mutiara I dr Ali ibn Abi Thalib) Pilihlah pemimpin yang jujur:

Dari Ma’qil ra. Berkata: saya akan menceritakan kepada engkau hadist yang saya dengar dari Rasulullah saw. Dan saya telah mendengar beliau bersabda: “seseorang yang telah ditugaskan Tuhan untuk memerintah rakyat (pejabat), kalau ia tidak memimpin rakyat dengan jujur, niscaya dia tidak akan memperoleh bau surga”. (HR. Bukhari)

Pilih pemimpin yang mau mencegah dan memberantas kemungkaran seperti korupsi, nepotisme, manipulasi, dll:

“Barang siapa melihat kemungkaran, maka hendaknya ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaknya merubah dengan lisannya, jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang demikian itulah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim)

Pilih pemimpin yang bisa mempersatukan ummat, bukan yang fanatik terhadap kelompoknya sendiri:

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyatakan dalam Al Qur’an :

“ … Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian, orang-orang Muslim, dari dahulu … .” (QS. Al Hajj : 78)

 

Dalam menafsirkan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir menukil satu hadits yang berbunyi :

“Barangsiapa menyeru dengan seruan-seruan jahiliyah maka sesungguhnya dia menyeru ke pintu jahanam.” Berkata seseorang : “Ya Rasulullah, walaupun dia puasa dan shalat?” “Ya, walaupun dia puasa dan shalat, walaupun dia mengaku Muslim. Maka menyerulah kalian dengan seruan yang Allah telah memberikan nama atas kalian, yaitu : Al Muslimin, Al Mukminin, Hamba-Hamba Allah.” (HR. Ahmad jilid 4/130, 202 dan jilid 5/344)

 

Ada beberapa sifat baik yang harus dimiliki oleh para Nabi, yaitu: Amanah (dapat dipercaya), Siddiq (benar), Fathonah (cerdas/bijaksana), serta tabligh (berkomunikasi dgn baik dgn rakyatnya). Sifat di atas juga harus dimiliki oleh pemimpin yang kita pilih.

Pilih pemimpin yang amanah, sehingga dia benar-benar berusaha mensejahterakan rakyatnya. Bukan hanya bisa menjual aset negara atau kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Pilih pemimpin yang cerdas, sehingga dia tidak bisa ditipu oleh anak buahnya atau kelompok lain sehingga merugikan negara. Pemimpin yang cerdas punya visi dan misi yang jelas untuk memajukan rakyatnya.

Terkadang kita begitu apatis dengan pemimpin yang korup, sehingga memilih Golput. Sikap golput atau tidak memilih pemimpin merupakan sikap yang kurang baik. Dalam Islam, kepemimpinan itu penting, sehingga Nabi pernah berkata, jika kalian bepergian, pilihlah satu orang jadi pemimpin. Jika hanya berdua, maka salah satunya jadi pemimpin. Sholat wajib pun yang paling baik adalah yang ada pemimpinnya (imam

Read Full Post »

 

 

 

 

Triawati Octavia bersama kedua orang tuanya. (RADAR KUNINGAN/JPNN)

dakwatuna.com – Ujian Nasional (UN) SMA tahun 2012 telah usai. Di antara peserta UN SMA 2012 tersebut terdapat dua gadis berkerudung yang meraih nilai UN SMA tertinggi, yaitu Triawati Octavia dan Novi Wulandari. Triawati memperoleh nilai 58,6 diikuti secara tipis oleh Novi yang memperoleh nilai 58,5. Bagaimana mereka bisa memperoleh nilai setinggi itu?

Syahrul, orang tua Triawati menuturkan bahwa dia dan istrinya, Uhintawati, bersikap tegas. Saat belajar, Tria dilarang menonton TV atau keluar malam. Saking tegasnya, Syahrul melarang putri kesayangannya itu main Facebook. Apalagi, saat pelaksanaan UN, dia dan istrinya benar-benar mengawasi putrinya belajar. Disiplin yang ketat, rupanya, membuahkan hasil.

Selain soal belajar, Syahrul selalu meminta anaknya shalat Dhuha dan shalat malam. Sikap tegas dua orangtuanya itu diakui Tria. “Papah dan Mamah sangat tegas. Tapi, saya mematuhi karena ingin meraih masa depan yang baik. Saya hanya berusaha belajar yang baik dan tak pernah terpikirkan bisa meraih nilai ujian nasional tertinggi se-Indonesia,” tutur Tria yang memiliki obsesi menjadi dokter itu.

Menurut wali kelasnya, Raindra, mengungkapkan bahwa Tria memiliki kelebihan. Terutama dari sisi ketekunan dan kerajinan belajar. Motivasi belajarnya tinggi serta menunjukkan sikap yang sopan dan santun. “Mungkin karena dia merasa enjoy ketika mengerjakan soal unas. Didorong pula dengan rajin beribadah seperti puasa Senin-Kamis dan salat Dhuha,” tuturnya diamini Kepala SMAN 2 Kuningan Drs Bambang Sri Sadono MPd.

Sebagai wali kelas sekaligus guru kimia, Raindra tahu betul keseharian Tria. Setiap dirinya memberikan tugas, gadis kelahiran 28 Oktober 1993 tersebut mengerjakan dengan baik. Raindra pun menyatakan salut atas besarnya motivasi dua orang tua Tria. “Sewaktu UN, saya sempat menanyakan kepada Tria bagaimana dorongan orang tuanya. Dia menjawab, mamahnya rajin puasa selama UN dilangsungkan,” ujarnya.

Novi Wulandari (kiri), siswa SMA Negeri 2 Lamongan, peraih nilai tertinggi tingkat nasional. Dia adalah anak penjaga toko dan ibunya ibu rumahtangga biasa. (KCM)

Lalu bagaimana dengan Novi? Novi adalah seorang anak yang hidup dalam kesederhanaan karena orang tuanya hanya pekerja di toko sepatu. Kini Novi menjadi rebutan berbagai perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia untuk memberikan beasiswa untuknya. Saat diwawancari di televisi, ternyata ada rahasia dahsyat pada dirinya sehingga mampu menjadi lulusan terbaik dalam UN tahun ini. Novi adalah seorang anak yang tidak pernah meninggalkan shalat tahajud. Novi selalu bersedekah dari uang saku yang diterimanya sehingga ia rela berjalan kaki menuju sekolahnya. Selain itu Novi ringan tangan membantu ibunya mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

Lalu kapan Novi belajar? Ternyata dia belajar setiap malam setelah shalat tahajudnya sambil menunggu waktu subuh. Bapak dan ibunya pun melakukan hal yang sama, menyertai anaknya dalam menuntut ilmu dengan doa yang tidak putus dipanjatkan. Hingga akhirnya kini Novi ditawari banyak beasiswa. Novi pun berpesan kepada teman-temannya agar jangan pernah lelah untuk berdoa dan yakin bahwa Allah SWT akan mendengar doa kita.

Sungguh sebuah pelajaran dari dua anak terbaik bangsa ini. (Bisnis.com / Harian Sumut / paljariatiyusral.net / hdn)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/05/20777/belajar-shalat-tahajud-sedekah-dan-doa-orang-tua-rahasia-lulusan-terbaik-un-sma-2012/#ixzz1wE3zucyW

Read Full Post »

Apakah anda ingin menjadi pengusaha sukses? Atau selamanya anda ingin menjadi karyawan yang digaji? Meskipun tidak ada formula khusus untuk sukses, tetapi dari kisah-kisah orang terkaya di dunia yang sukses tentunya mereka adalah seorang pengusaha sukses dengan aset pribadi miliaran dolar, telah terungkap. Pada dasarnya mereka telah mengungkapkan 10 rahasia menjadi pengusaha sukses.

Menjalankan bisnis atau usaha bagi seseorang adalah cara kreatif dan fleksibel sekaligus menantang untuk menjadi bos sendiri dan menentukan masa depan anda sendiri. Ini adalah tentang sebuah kehidupan yang menuju kehidupan lebih baik dalam mencari nafkah. Dibutuhkan keberanian, tekad dan keinginan yang kuat untuk memutuskan menjadi seorang pengusaha.
Jika saat ini anda adalah seorang karyawan atau pegawai dimana anda digaji secara teratur dan berkeinginan untuk menjadi pengusaha, maka secara disiplin menyisipkan beberapa gaji anda secara teratur untuk investasi sebagai modal usaha. Dan kemudian menjadi seorang pengusaha yang mengelola bisnis anda sendiri bertualang, membuat strategi untuk memenangkan dalam dunia persaingan bisnis yang sengit.

Sebagian besar pengusaha sukses telah berbagi kesuksesan mereka. Mereka memulai bisnis dari nol. Inilah 10 rahasia cara menjadi pengusaha sukses itu antara lain :

1. Berpikir tentang kesuksesan
Untuk mencapai jenis kesuksesan yang Anda inginkan, Anda harus mempunyai mimpi besar. Setiap kisah sukses dimulai dengan impian besar. Anda perlu memiliki impian besar bagi diri Anda sendiri ( Saya ingin menjadi orang kaya dan terkenal). Anda perlu memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin Anda capai. Tetapi ini bukan hanya sebatas mimpi saja. Anda harus aktif menggambarkan (visualisasi) sukses dalam pikiran Anda seakan-akan anda merasakan sebuah kesuksesan, menyentuhnya atau berada dalam jangkauan Anda. Putar gambaran ini kembali pada setiap kesempatan. Apa rasanya mempunyai penghasilan tiga kali lipat pada saat ini? Bagaimana mengubah hidup Anda? Apa yang terjadi bila bisnis anda telah mencapai angka miliaran rupiah?

Pengusaha sukses memiliki sikap keterbukaan dan keyakinan bahwa Anda dapat memiliki apa yang Anda inginkan jika Anda hanya dapat membayangkannya sebagai langkah pertama pada jalan tindakan untuk memperolehnya. Kekuatan visualisasi akan memberikan kekuatan melihat diri anda dalam pikiran anda tentang pencapaian impian anda. Jika Anda ingin menjadi artis sukses, membayangkan diri Anda selalu dikerubuti orang-orang yang memuja dan mengelu-elukan nama Anda.

Jika Anda ingin menjadi kaya, bayangkan diri Anda di lingkungan mewah memegang rekening bank miliaran rupiah. Dan proses membayangkan kesuksesan untuk Anda harus menjadi aktivitas konstan! Anda harus berpikir bahwa Anda akan sukses setiap jam bangun pagi. Selalu menyemangati diri sendiri dengan beberapa kata-kata yang anda yakin dapat mengobarkan semangat dan pikiran anda meraih sukses. Banyak kata mutiara dari orang kaya dapat digunakan untuk menyemangati langkah anda. Teknik ini akan memperkuat tujuan anda dan tetap segar dalam ingatan anda.

2. Selalu bersemangat dengan apa yang anda lakukan
Anda memulai bisnis untuk merubah sebagian atau seluruh hidup Anda. Untuk mencapai perubahan ini, Anda perlu mengembangkan atau menemukan suatu semangat, kepedulian untuk mengubah cara dengan beberapa hal dan untuk menjalani hidup secara keseluruhan. Sukses datang dengan mudah jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan. Mengapa? Karena kita lebih giat dalam mengejar tujuan kita tentang hal-hal yang kita cintai.

Jika Anda membenci pekerjaan Anda sekarang, tentu anda sekarang menjadi seorang pemalas, loyo, tidak punya tujuan, segala sesuatu dikerjakan karena terpaksa. Bila situasi tetap berlangsung pada anda mungkin bulan depan atau berikutnya anda akan dipecat!!!

Anda akan mencapai performa puncak dan melakukan apa yang harus Anda lakukan untuk berhasil hanya jika Anda melakukan sesuatu yang menarik minat Anda atau sesuatu yang Anda peduli. Pengusaha yang sukses tidak keberatan dengan kenyataan bahwa mereka menempatkan dalam 15 atau 18 jam sehari untuk bisnis mereka karena mereka benar-benar mencintai apa yang mereka lakukan. Sukses dalam bisnis adalah semua tentang kesabaran dan kerja keras, yang hanya dapat dicapai jika Anda bergairah dan gila dengan tugas dan kegiatan.

3. Fokus pada kekuatan Anda 
Mari kita hadapi itu, Anda tidak bisa menjadi segalanya bagi semua orang. Setiap diri kita memiliki kekuatan dan kelemahan kita sendiri. Agar efektif, Anda harus mengenali kekuatan Anda dan berkonsentrasi untuk hal itu. Anda akan menjadi lebih sukses jika Anda mampu menyalurkan usaha Anda ke bagian-bagian dimana anda dapat melakukan yang terbaik.

Dalam bisnis, misalnya, jika Anda tahu Anda memiliki insting marketing yang baik, maka memanfaatkan kekuatan ini dan fokus pada kekuatan marketing secara maksimal. Di sisi lain anda mungkin mempunyai kelemahan, seperti akuntansi atau pembukuan. Pertimbangkanlah untuk mempekerjakan orang yang ahli akuntansi atau belajar sendiri untuk menutupi kelemahan anda.

4. Tidak pernah mempertimbangkan kemungkinan kegagalan
Sebagai pengusaha, Anda harus sepenuhnya percaya pada tujuan Anda, dan bahwa Anda bisa melakukannya. Pikirkan bahwa apa yang Anda lakukan akan memberikan kontribusi pada perbaikan lingkungan, diri pribadi dan keluarga Anda. Anda harus memiliki kenyakinan yang kuat dalam ide Anda, kemampuan Anda dan diri Anda sendiri. Anda harus percaya di luar bayangan keraguan bahwa Anda memiliki kemampuan untuk mengenali dan keraguan ini.

Semakin Anda dapat mengembangkan kenyakinan atas kemampuan Anda untuk mencapai tujuan Anda, semakin cepat Anda dapat mencapainya. Namun, keyakinan Anda harus diimbangi dengan risiko yang telah diperhitungkan yang perlu Anda ambil untuk mencapai imbalan yang lebih besar. Pengusaha sukses adalah mereka yang menganalisa dan meminimalkan resiko dalam mengejar keuntungan. Selalu mengatakan, “tidak ada nyali, tidak ada kesuksesan.”

5. Sesuai visi 
Anda memiliki visi, dan Anda memiliki cukup kenyakinan dalam diri Anda untuk percaya bahwa Anda dapat mencapai visi Anda. Tapi apakah Anda tahu bagaimana untuk mencapai visi Anda? Untuk mencapai visi Anda, Anda harus memiliki tujuan konkrit yang akan memberikan batu loncatan menuju visi utama Anda.
Secara intens berorientasi pada tujuan adalah karakteristik dari setiap pengusaha sukses. Mereka memiliki visi, dan mereka tahu bagaimana untuk sampai ke sana. Kemampuan Anda untuk menetapkan sasaran dan membuat perencanaan untuk pencapaian Anda adalah keterampilan yang diperlukan untuk sukses. Tanpa visi yang jelas kegagalan siap menunggu.

6. Bekerja keras! 

Setiap pengusaha sukses selalu bekerja keras dan lebih keras lagi. Tidak ada mencapai sukses hanya dengan duduk dan menatap dinding setiap hari. Kisah setiap pengusaha sukses bahwa mereka harus bekerja lebih dari 60 jam per minggu di awal bisnis mereka. Bersiaplah untuk mengucapkan selamat tinggal pada acara liburan, bersenang-senang untuk sementara. Jika Anda berada dalam tahap memulai usaha atau bisnis, anda harus menahan untuk hal-hal tersebut sampai anda benar-benar bisa mandiri. Bekerja keras akan lebih mudah jika Anda memiliki visi, tujuan yang jelas, dan semangat dan gairah dengan apa yang Anda lakukan.

7. Terus-menerus carilah cara mencari Jaringan
Dalam bisnis selalu memerlukan bantuan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil sebagai mitra strategis dalam mengembangkan bisnis anda. Selalu terus-menerus mencari jaringan, seperti teman, teman sekolah, anggota asosiasi/perkumpulan dan lainnya yang mungkin mereka dapat membantu kesuksesan anda. Mungkin dapat membantu dalam mengelola keuangan, saran manajemen, pemasaran pada bisnis anda.

Membentuk aliansi dengan orang-orang yang dapat membantu anda atau anda dapat membantu mereka juga adalah sangatlah penting. Untuk sukses dalam bisnis, Anda perlu memiliki ketrampilan membuat jaringan yang bagus dan selalu waspada terhadap peluang untuk memperluas kontak Anda.

8. Bersedia untuk belajar
Anda tidak perlu gelar MBA, SE atau gelar kesarjanaan untuk sukses dalam bisnis Anda sendiri. Pada kenyataannya, ada banyak pengusaha yang bahkan tidak menyelesaikan pendidikan sekolah menengah. Beberapa penelitian menunjukan bahwa para jutawan memiliki kecerdasan rata-rata.

Meskipun demikian, orang-orang ini telah mencapai puncak keberhasilan mereka dalam keuangan dan tujuannya dalam bisnis karena mereka bersedia untuk terus belajar dan belajar. Untuk sukses, Anda harus selalu membuat pertanyaan-pertanyaan, tetap ingin tahu, tertarik dan membuka pada pengetahuan baru. Ini adalah kemauan untuk belajar menjadi sangat penting mengingat perubahan yang cepat dalam teknologi dan cara dan strategi dalam bisnis.

9. Tekun dan memiliki keyakinan
Tidak ada yang mengatakan bahwa jalan menuju sukses itu mudah. Meskipun niat baik dan kerja keras, kadang-kadang Anda akan gagal. Beberapa pengusaha sukses mengalami kemunduran dan Gatot (Gagal Total), bahkan kebangkrutan, namun berhasil dengan cepat bangkit untuk menjadi besar di bidang mereka. Keberanian Anda untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan dan kemampuan untuk bangkit kembali setelah kegagalan, akan menjamin kesuksesan Anda selanjutnya. Anda harus belajar untuk bangkit lagi dan mulai dari awal lagi. Ketekunan Anda adalah ukuran dari keyakinan dalam diri Anda. Ingat, jika Anda tekun, tidak ada yang dapat menghentikan Anda.

10. Disiplin pada diri sendiri
Sebuah pepatah mengatakan: “Lakukan apa yang harus Anda lakukan, ketika Anda harus melakukannya, apakah Anda suka atau tidak”. Disiplin diri adalah kunci keberhasilan. Kekuatan akan memaksa diri untuk membayar harga sebuah kesuksesan, melakukan apa yang orang lain tidak suka lakukan, pergi jauh, melawan dan memenangkan pertempuran dengan diri sendiri.

Read Full Post »

Hampir semua manusia di dunia menginginkan kemakmuran dalam hidupnya. Di dalam perjalanan menuju kaya tersebut, banyak orang yang menempuhnya dengan berbagi cara, entah itu yang baik maupun dengan hal yang buruk. Kekayaan yang diperoleh manusia merupakan anugerah yang sangat bernilai bila didapatkan dengan kerja keras serta proses yang baik. Tetapi, apalah arti sebuah kekayaan jika didapat melalui jalan pintas seperti korupsi, manipulasi, pakai ilmu-ilmu gaib, dsb. Setiap manusia bebas menentukan jalan hidupnya dalam bekerja, entah itu menjadi karyawan, dengan mencari lowongan-lowongan kerjayang ada, ataupun memilih jalan hidup sebagai pengusaha.

Berikut ini akan saya sampaikan Langkah Cara Menjadi Kaya Menurut Islam =

Mencari Rezeki dari yang Halal
Carilah rezeki yang halal dalam hidup, karena dengan kekayaan yang halal maka akan menentramkan hati kita juga. Sebaliknya, jika kita tidak mendapatkannya dengan sesuatu yang halal, maka biasanya akan membuat hidup kita di masa yang akan datang menjadi penuh masalah dan beban moral di kemudian hari.

Menyambung Tali Silaturahmi
Sering-seringlah berkunjung ke sanak saudara, baik saudara dekat maupun saudara jauh, karena silaturahmi akan melancarkan pintu rezeki bagi setiap umat yang menjalaninya. Rasulullah SAW bersabda = “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rejekinya, atau ditunda umurnya, maka hendaknya ia bersilaturahmi” (muttafaqun ‘alaih)

Bekerja saat Pagi Hari
Bangunlah di saat pagi hari, carilah rezekimu ketika matahari mulai terbit. Ya, kalau orang tua zaman dulu selalu menasehati kita agar bangun pagi, biar rezekinya tidak dipatok ayam, hehehe. Hal itu menunjukkan bahwa rezeki yang dicari oleh manusia haruslah dicari dan dijalani ketika pagi hari. Hal tersebut bermakna bahwa manusia haruslah hidup teratur dan semangat dalam mengejar rezekinya, dan itu dimulai ketika pagi tiba di saat sebagian orang yang lain mungkin masih tidur ataupun bermalas-malasan di rumah.

Bekerja Mencari Rezeki dengan Hati yang Qona’ah, Tidak Dipenuhi Ambisi dan Tidak Serakah
Hal tersebut menunjukkan bahwa sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik. Sesuatu yang instan itu jarang bertahan lama, ataupun sering mengalami kegagalan. So, carilah rezeki itu dengan hati yang tulus, ikhlas, dan senang. Janganlah terlalu berambisi, karena orang yang sangat berambisi cenderung dapat berbelok ke jalan yang tidak benar dan menghalalkan segala cara. Ibarat ilmu, semua butuh proses dan pengalaman.

Bertaubat dari Segala Perbuatan Dosa
Saatnya mendekat dan selalu berikhtiar kepada Nya. Jauhkanlah diri dari perbuatan yang dilaknat oleh Allah. Jika kita bertaubat, maka Insya Allah pintu rezeki pun juga dapat terbuka lebar. Jika kita memiliki hati yang lurus, perbuatan yang lurus, maka proses menjadi kaya pun juga menjadi lurus. amin :)

Membayar Zakat atau Sedekah
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (Al Baqarah 276). Firman Allah tersebut jelas menunjukkan bahwa sedekah sangat bernilai harganya. sedekah kepada orang lain bernilai 10, kepada orang yang kita kenal bernilai 100, kepada sanak saudara bernilai 1000. Sering-seringlah sedekah dan melaksanakan zakat. Semakin kita banyak memberi, maka Insya Allah kita juga akan semakin banyak menerima rizki dari Nya.

Mensyukuri Segala Nikmat
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (Ibrahim : 7). Ayat tersebut bermakna bahwa kita hendaknya senantiasa mensyukuri nikmat dan rezeki yang telah diberikan Allah kepada umatnya. Rezeki, baik itu banya ataupun sedikit jumlahnya, harus senantiasa kita syukuri dan nikmati segala nikmat yang kita punya. Sungguh kenikmatan yang diberikan oleh Nya sangat banyak dan sangat berarti, dan kita sebagai manusia wajib tuk mensyukurinya.

Read Full Post »

“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Al­lah banyak-banyak supaya kamu ber-untung.” (QS. Aljumu’ah : 10)

Agama Islam mengajarkan umatnya un­tuk tidak menjadi pemalas atau hanya ber-pangku tangan tanpa usaha dan kerja keras. Ayat di atas dapat dipahami, bahwa setelah kita menunaikan ibadah sholat, maka kita di-anjurkan untuk berusaha mencari rezeki halal yang telah disebarkan oleh Allah di muka bu­mi ini. Secara sederhana, ayat ini menunjuk-kan agar kita bisa melakukan keseimbang-an antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Pintu rezeki bisa kita buka melalui diri sendiri, keluarga, orang lain dan dalam ber­usaha. Banyak jalan menuju Roma. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa luasnya metode untuk menggapai re­zeki. Rezeki artinya pemberian dari Allah ke­pada makhluk-Nya untuk memenuhi kebu-tuhannya. Bentuk pemberian ini bisa berupa materi (uang) dan ada yang berupa non-materi, seperti ilmu, sifat-sifat baik, jodoh, berkah, kelapangan hidup dan lain sebagai-nya. Rezeki terbagi dua, yakni halal dan ha-ram. Dikatakan haram, kalau cara memper-olehnya haram atau bendanya diharamkan. Jadi, orang yang mencari rezeki dengan cara-cara yang haram otomatis hasilnya menjadi haram.

Langkah-langkah membuka pintu rezeki merupakan jalan kita mendekati Allah untuk meminta dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan kita. Tujuannya untuk memperoleh ridha Al­lah. Dengan keridhaan-Nya, kita mengharap-kan Allah memberikan rezeki-Nyalewat jalan yang kita tcnipuh. Jadi, langkah-langkah yang kitalakukan bukan untuk mengejar rezeki itu sendiri sebagai lujuan pokok. Oleh karena itu, walaupun pintu sudah kita lewati, belumtentu di pintu tersebut Allah memberikan rezeki-Nya. Ada kemungkinan mclului pintu lain yang menjadi rezeki kita. Tugas kita hanya berusaha dan bekerja keras, dan Allah-lah yang berhak menentukannya. Berikut ini be-berapa langkah yang harus ditempuh sese-orang untuk membuka pintu rezeki halal.

Bertawakkal 

Tawakkal adalah sikap pasrah kepada ke-tentuan Allah setelah melakukan usaha keras atau sungguh-sungguh dengan segala cara yang halal. Bila kita mengalami rintangan dan kesulitan untuk memperoleh rezeki sehingga hidup kita melarat, hendaklah kita melakukan introspeksi apakah kita memiliki jiwa dan se-mangat yang tangguh ataukah kita menem-puh hidup dengan keraguan dan kemalasan? Kalau memang faktor terakhir yang sering menghinggapi, buang sifat buruk itu dan te-tapkan dalam hati sejak dini dengan sifat serta sikap tawakkal, niscaya kita akan menemukan peluang dan jalan terbukanya pintu rezeki serta kelapangan hidup.
Berakhlak Baik

Dari Rafi’ bin Makits ra., ia berkata, Nabi SAW bersabda: “Akhlakyang baik memberi berkah dan akhlak yang buruk membuat celaka.” (HR. Abu Dawud)

Akhlak baik adalah sifat, sikap dan ting-kah laku yang baik terhadap sesama, baik is-tri, suami, anak, orang tua, maupun kerabat dekat. Orang yang berakhlak baik akan me-ngundang simpati orang untuk bergaul de-ngannya. Sebaliknya, akhlak yang buruk membuat masyarakat menjauhinya untuk ber­gaul, karena akan menimbulkan madharat. Adanya banyak orang yang bersikap baik, tentunya memberikan peluang yang sangat besar kepadanya untuk memperoleh kemu-dahan berhubungan dengan orang lain, sehingga pintu rezeki terbuka luas untuknya. Banyak Membaca Al Quran di Rumah Nabi SAW bersabda, Allah berfirman, “Barang siapa yang lebih sibuk membaca al-Quran dan dzikir daripada meminta-minta kepada-Ku, niscaya akan Aku beri lebih baik

daripada yang Aku berikan kepada mereka yang meminta-minta.” (HR. AdDarimi)

Bila kita kesulitan memperoleh rezeki dan karunia Allah dalam usaha sehari-hari, coba-lah rajin membaca al-Quran pada waktu kita di rumah. Kita dapat menyisihkan waktu an­tara 15-30 menit setiap hari untuk membaca al-Quran, misalnya setelah shalat maghrib (se­telah beraktivitas) maupun setelah shalat su-buh (sebelum menjalankan aktivitas).

Memperbanyak Dzikir

Orang yang lebih banyak berdzikir atau mengingat Allah daripada meminta sesuatu kepada Allah akan mendapatkan jaminan memperoleh karunia Allah lebih baik daripada orang yang berdo’a kepada Allah sekedar un­tuk meminta-minta. Dzikir dapat kita lakukan dengan berbagai banyak bentuk sesuai de­ngan ajaran Allah dan Rasul-Nya, antara lain selalu mengingat ajaran-Nya yang berisi larangan maupun perintah untuk dikerjakan secara sungguh-sungguh, membaca bacaan-bacaan tertentu yang diajarkan oleh Rasu-lullah SAW, seperti dzikir pagi hari maupun malam hari dan lain sebagainya.

Berdo’a Pada Malam Hari

Bangun pada sepertiga malam terakhir untuk berdo’a akan memiliki keistimewaan tersendiri. Karena, saat tersebut benar-benar merupakan waktu yang paling banyak peluang turunnya rahniat dan karunia Allah bagi orang yang meminlanya. Insya Allah, dengan upaya scmai/am ini, Allah akan memberikan kemudahan dan kelapanngan bagi kita untuk memhukakan pintu ujjar inempeioleh rezeki yang banyak.

Menikah

Seseorang yang mau menikah akan ter­buka lebar pintu rezeki baginya dan rnudah mendapalkan harta. Pernikahan yang men-dapat jaminan ini adalah pernikahan yang di-lakukan dalam rangka memenuhi ketentuan, Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah. Oleh karena itu, kita tidak boleh ragu-ragu dan khawatir untuk menikah karena dibayangi rasa takut sulit mencari rezeki. Sebaliknya, kita harus memiliki keyakinan penuh bahwa dengan menikah, Allah akan menjamin pintu rezeki terbuka lebar.

Memperoleh rezeki yang halal jelas akan memberikan nilai tambah. Artinya, biar pun kelihatannya sedikit, namun dapat dirasakan dalam waktu yang lama (berkah) dan dibelan-jakan pada hal-hal yang manfaat. Adapun rezeki yang haram, walaupun secara lahiriah banyak, tidak akan membawa kebaikan sedikit pun bagi yang memperolehnya, bah-kan akan merusak kebaikan, ketenangan dan ketentraman hidup. (Lukman H).

Read Full Post »

 

Madrid. Ada banyak pemain sepakbola Muslim yang merumput di liga utama Eropa. Namun bisa dihitung dengan jari mereka yang bisa meraih prestasi hebat di klub dan memperkuat klub besar. Satu di antara pemain sepakbola Muslim yang beruntung adalah gelandang kreatif Real Madrid, Mesut Ozil.

Pemain berdarah Turki yang memperkuat timnas Jerman itu dikenal sebagai kreator keberhasilan Los Blancos merebut juara La Liga Spanyol musim ini. Capaian itu semakin melambungkan nama Ozil di kancah pesepakbolaan dunia.

Ternyata ada sedikit rahasia di balik tampilan gemilang permainan Ozil sepanjang musim 2011/2012. “membaca Alquran setiap sebelum kick-off,” ungkap Ozil menceritakan kunci sukses meraih prestasi bersama Madrid.

Saat ini, terdapat enam pemain Muslim yang membela Madrid. Lima pemain lainnya adalah Karim Benzema, Sami Khedira, Hamit Altintop, Nuri Sahrin, dan Lassana Diarra. Namun hanya Ozil dan Khedira yang rutin turun sebagai starter di bawah penanganan Mourinho.

Menurut Ozil, membaca beberapa ayat kitab suci umat Islam itu bisa memberinya ketenangan selama di lapangan. Tak heran Ozil dikenal sebagai pemain kalem di lapangan, meski laga berlangsung dalam tensi tinggi. “Alquran suci memberi saya kekuatan lebih untuk bermain dalam pertandingan dengan baik,” ujar eks pemain Werder Bremen itu.

Read Full Post »

Waktu begitu sangat berharga bagi kita. Barang siapa yang mampu memanfaatkannya dengan baik, niscaya dialah orang-orang sukses. Betapa banyak manusia merugi karena kurang mampu mengoptimalkan  waktu dalam hidupnya. Waktu tidak bisa diganti dengan apapun. Sekali ia pergi, ia tak akan pernah kembali dan tak akan ada sesuatu yang mampu mengantikannya.

Jika kita kehilangan harta, kehilangan barang berharga semisal emas permata, mungkin kita bisa berharap suatu saat akan bisa menemukannya kembali, atau paling tidak akan Alloh ganti dengan sesuatu yang lain yang lebih berharga. Namun, waktu tak akan pernah ada gantinya. Sekali ia pergi, ia tak akan dapat kembali, bahkan Alloh tidak akan menambah waktu sebagai ganti atas waktu-waktu yang hilang atas kelalaian kita.

Umur manusia itu terbatas, ironisnya kebanyakan manusia menganggap remeh dengan menyibukkan diri dengan sesuatu yang tiada bermanfaat.

Rasululloh SAW pernah berpesan, “min husnil islamil mar’i tarkuhu maa la ya’nihi” yang artinya : “Dari kebaikan keislaman seseorang, manakala ia mampu meninggalkan sesuatu yang tiada bermanfaat bagi dirinya”

Saudaraku, marilah kita menata kembali langkah-langkah kita dalam kehidupan ini. Marilah kita optimalkan anugrah waktu yang telah diberikan kepada kita semua. Semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung !

Read Full Post »

Menjadi Manusia Idaman

Menjadi Manusia Idaman Siapa sih yang tidak ingin menjadi manusia idaman? manusia yang menjadi teladan banyak orang dalam akhlak dan perilakunya. Itulah manusia yang insya Alloh mendapatkan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Meski banyak orang ingin memiliki keluhuran budi dan ketinggian akhlak, tapi toh banyak orang kita jumpai dengan berbagai karakter. Baik karakter yang baik atau yang buruk. Kadang hati dibuat kesal dengan perbuatan teman, hati dibuat marah dan susah untuk memaafkan. Tapi kadang hati dibuat terkesima dengan kebaikan akhlak seorang teman. Begitulah karakter orang berbeda-beda. Untuk menjadi manusia idaman sebenarnya sangatlah mungkin kalau kita berkomitmen yang tinggi untuk meneladani kehidupan Rasululloh Saw.

Sekarang marilah kita simak pesan dari seorang manusia yang menjadi teladan seluruh ummatnya yaitu Muhammad Rasululloh Saw. Waktu itu beliau memberikan tiga buah nasehat kepada kedua sehabatnya Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal : “Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.” HR. Tirmidzi Tiga pesan Rasulullah SAW tersebut sangat layak untuk kita perhatikan jika kita masih mengaku sebagai ummatnya dan ingin menjadi manusia idaman.

1 – BERTAQWA DIMANA SAJA

Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu ketika sahabat Umar ra bertanya kepada Ubay bin Ka’ab apakah taqwa itu? Dia menjawab; “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab; “Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab; “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka demikian pulalah taqwa!” Sedang menurut Sayyid Qutub dalam tafsirnya—Fi Zhilal al-Qur`an—taqwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.

Perintah Rasululloh tentang taqwa dimana saja juga terdapat dalam surat Ali Imron 102: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketaqwaan kita. Taqwa dimana saja memang sulit untuk dilakukan dan harus usaha yang dilakukan harus ekstra keras. Akan sangat mudah ketaqwaan itu diraih ketika kita bersama orang lain, tetapi bila tidak ada orang lain maka maksiyat dapat dilaksanakan. Sebagai contoh, ketika kita berkumpul di dalam suatu majelis ta’lim, pikiran dan pandangan kita akan terjaga dengan baik. Tetapi ketika kita berjalan sendirian di suatu tempat perbelanjaan, maka pikiran dan pandangan kita bisa tidak terjaga. Untuk menjaga ketaqwaan kita dimanapun saja, maka diperlukan kesadaran yang tinggi bahwa Allah Swt senantiasa mengawasi setiap makhluk-Nya.

2 – KEBAIKAN YANG MENGHAPUSKAN KESALAHAN

Setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan baik kita sadari atau tidak. Karena itu, segera setelah kita melaksanakan kesalahan, lakukan lah kebaikan. Karena kebaikan itu dapat menghapuskan kesalahan yang telah dilakukan. Untuk dosa atau kesalahan yang terkait dengan orang lain, maka selain bertobat pada Alloh, juga diperlukan permintaan maaf pada orang yang pernah kita sakiti.

3 – AKHLAQ YANG TERPUJI

Akhlaq terpuji adalah keharusan dari setiap muslim. Tidak memiliki akhlaq tersebut akan dapat mendekatkan seseorang dalam siksaan api neraka. Dari beberapa jenis akhlaq kita terhadap orang lain, yang perlu diperhatikan adalah akhlaq terhadap tetangga. “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah) Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya: “Siapa itu Ya Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari) Dari hadits tersebut, peringatan Allah sangat keras sampai diulangi tiga kali yaitu tidak termasuk golongan orang beriman bagi tetangganya yang tidak aman dari gangguannya.

Marilah kita saling introspeksi diri supaya lebih hati-hati dalam bergaul dan senantiasa mengaplikasikan adab-adab yang islami dalam setiap pergaulan kita. Pembahasan mengenai adab-adab yang Islami dalam pergaulan, bisa sampean baca di postingan berikutnya Insya Alloh kalo sempat. he.. he.. Wallahua’lam bish showab.

Read Full Post »

Banyak suka dan duka selama evakuasi. “Makan susah, tidur susah,” kata Surya.

VIVAnews – Meniti tali dari atas tebing hingga kedalaman sekitar 200 meter, tim SAR yang berjuluk Tim Charlie akhirnya membangun camp darurat di bibir tebing.

Di sinilah lokasi pesawat Sukhoi Superjet 100 berpenumpang 45 orang termasuk 8 awak warga Rusia menghantam tebing Puncak Manik di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu 9 Mei 2012 sekitar pukul 14.33 WIB.

Tim Charlie yang total beranggotakan 7 orang ini masuk jalur darat lewat Posko Embrio Kandang Sapi. Posko ini berjarak sekitar 5 kilometer dari landasan helikopter utama di Pasir Pogor, Cijeruk. Posko Embrio ini merupakan posko teratas yang bisa diakses kendaraan roda empat.

Di atas tebing Puncak Manik, Tim Charlie membangun drop zone untuk helikopter. Drop zone ini yang sampai sekarang digunakan untuk mengirim jasad-jasad korban Sukhoi menggunakan tali dan jaring. Helikopter Superpuma yang biasa hilir-mudik tidak bisa mendarat. Heli hanya menjulurkan tali dan jaring untuk mengambil korban.

Kamis petang, 10 Mei 2012, tim Charlie yang terdiri dari Kopassus, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Lembaga Kemanusiaan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU), tiba di lokasi pesawat jatuh.

Dari 7 orang anggota, tiga di antaranya merupakan ahli forensik, termasuk Surya Wijaya, ahli forensik dari PMI Bogor. Petang itu mata mereka terbelalak melihat kondisi Sukhoi jatuh. Mereka menemukan puing-puing pesawat berserakan. Kondisi jenazah sangat mengenaskan. “Kalau mau cium bau mayat, cium saja seluruh badan saya,” kata Surya Wijaya saat ditemui di Posko Cimelati, yang baru saja turun setelah empat hari berada di antara puing dan jenazah korban Sukhoi itu.

Empat hari tidur bersama jasad-jasad yang bergelimpangan dan reruntuhan Sukhoi. Surya dan 6 orang lainnya tidur dengan kondisi seadanya. Untuk tidur, mereka menggunakan kantong mayat yang dibawa. Itupun jumlahnya hanya 5 kantong mayat. Mereka bergelantungan di pohon. Kantong jenazah diikat di pohon. Bahkan sampai bagian tubuh diikat di pohon agar saat tidur tidak berguling dan jatuh ke dalam jurang sedalam 600 meter di bawah mereka.

Selama empat hari tinggal bersama jenazah korban Sukhoi dan puing pesawat, kondisi Tim Charlie sangat memprihatinkan. Mereka kesulitan air. Belum lagi cuaca yang tidak menentu. Kabut datang setiap saat, bahan makanan atau logistik sangat terbatas. “Maka itu banyak tim yang drop. Banyak yang sakit, luka-luka karena gores. Belum lagi dengan kondisi jenazah yang sudah mulai membusuk dan berair,” kata Surya.

Saat pertama kali melihat kondisi jenazah, mereka kekurangn kantong mayat. Salah satu anggota Tim SAR berteriak di tebing kepada Tim SAR terdekat. Sahut-menyahut. Akhirnya, tim kedua datang. Tim Marinir masuk membawa kantong jenazah tambahan.

Tapi sayang, kantong-kantong jenazah yang dibawa kondisinya banyak yang rusak. Sobek karena tersangkut pohon dan terseret-seret. Jadi, setiap kali tim evakuasi memasukkan bagian-bagian jenazah, banyak yang tercecer. Alhasil, untuk mengumpulkan jenazah membutuhkan sedikitnya tiga lapis kantong mayat. “Melihat kondisi jenazah juga membuat mental kami drop,” kata Surya yang mengenakan kaos PMI, celana jins, dan sepatu boot ini.

Surya kini sudah turun dari lokasi utama pesawat jatuh. Bagi Surya, banyak suka dan duka bersama Tim Charlie. “Yah, makan susah, tidur susah,” kata Surya yang langsung meninggalkan Posko Cimelati. (umi)

http://nasional.vivanews.com/news/read/313583-saat-tim-charlie-tidur-di-kantong-mayat

Read Full Post »

Katakan saja kami futur jika apa yang kami sampaikan ini dianggap melenceng dan tidak sesuai dengan paham dakwah jama’ah selama ini. Sebut juga kami gila jika tulisan ini dianggap lancang atau kurang ajar lantaran telah menyinggung beberapa pihak yang mungkin sebagian para pembacanya merasa dibicarakan di tulisan ini. Untuk itu, kami mohon maaf dari awal jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Karena… karena… Aaarrgh! Kami sudah tidak tahan dengan semua ini!!!

Sebetulnya kami tidak marah, hanya menyayangkan saja. Karena bagaimanapun, kami yang notabene aktivis dakwah yang punya banyak amanah (bukannya sombong, pen) ini, memerlukan penguatan untuk tetap dapat kuat menapaki jalan kebenaran ini. Kami bukannya robot tak berhati yang setiap hari dituntut untuk memperhatikan umat, mengurusi segudang kegiatan dakwah, memikirkan perbaikan orang banyak, tanpa perlu perhatian. Untuk itu kami memerlukan penguatan! Dan adanya halaqah itulah yang kami harapkan dapat menjadi penguatan kami selama ini! Namun bagaimana itu bisa terjadi, jika kondisi halaqah kami sekarang tak lebih kegiatan pekanan yang isinya setor wajah dan formalitas belaka. Kering! Tak ada greget-gregetnya. Evaluasi tak ada; Motivasi untuk meningkatkan hafalan juga kurang ditekankan, atau malah tidak berjalan; Murabbi dan teman-teman juga sering kali datang terlambat, dan itu biasa! Pelatihan amal tidak diterapkan; Penugasan juga jarang-jarang. Setiap pekan begitu-begitu terus! Datang-duduk-dengarkan-pulang.

Apa hanya itu halaqah yang kami cari? Tidak! Kami inginkan halaqah yang benar-benar memberikan ketenangan dan kenyamanan di hati kami. Namun apa yang kami dapatkan? Rutinitas monoton yang membosankan, terlalu banyak ketawa dan bercanda (apalagi yang kader-kader genit ngomongnya cuma soal nikah melulu, pen), kontrol dan perhatian Murabbi yang kurang, hingga kondisi terlalu stagnan selama ini membuat kami berpikir kembali, apakah ini yang disebut halaqah?

Kami jadi ingat tentang sejarah yang membawa kami pada tarbiyah. Di mana saat itu, kala masa sekolah, sebelum mentoring di mulai, mentor kami menanyakan kabar kami. Kalau di antara kami ada yang sakit, dirinya cekatan mengusulkan untuk segera membesuk. Kalau ada yang pacaran, rona wajahnya berubah pias, seolah begitu menyayangkan langkah kami yang keliru tersebut. Lepas dari itu, tegur sapa yang menyenangkan tak pernah lepas dari pribadinya, hingga kami berpikir, apakah dirinya tidak lelah selalu menyungging senyum untuk kami? Terlebih ketika berdoa, memperkenalkan doa rabithah, dirinya begitu khusyuk, membuat hati kami merasa teduh dan larut karenanya.

Bahkan kami pun begitu senang dibuatnya, hanya karena mentor kami kerap membawa makanan kecil dan minuman untuk kami santap. Ah, tahu saja dia kalau kami selalu lapar sepulang sekolah. Hehe. Terlebih, kalau di antara kami ada yang ulang tahun, dirinya paling bisa ambil hati kami dengan kejutan-kejutan hadiah yang ia bawa. Hehe, lucu sekali kalau ingat itu. Apalagi sekarang kami tahu, bahwa makanan, minuman, dan hadiah yang ia berikan ternyata adalah taktiknya untuk mengambil hati kami, agar semata kami tetap betah ikut mentoring. Ya, boleh jadi itu taktik. Tapi tentang ketulusan dan kejujurannya, hati kami dapat merasakan itu.

Maka itulah yang kami butuhkan sekaligus rindukan pada halaqah kali ini, yakni kenyamanan dan ketenangan yang kami rasakan. Orang-orang bilang halaqah itu lebih tinggi levelnya dari mentoring. Tapi kenapa yang levelnya lebih tinggi ini malah berkurang soal keterikatan hatinya? Kami khawatir, jika ini diteruskan, banyak di antara dari kami yang kecewa dan akhirnya memutuskan untuk berhenti tarbiyah.

Kami merindukan halaqah yang memberi kesejukan. Betapa kami mengharapkan segala rasa `panas’ dan lelah yang menempel di tubuh kami akibat segudang aktivitas dakwah kami selama ini, dapat segera luruh dengan teduhnya nuansa halaqah yang kami dambakan, sehingga selepas kami halaqah kami membawa spirit baru untuk berjuang kembali. Bukankah dulu kami diajarkan bahwa halaqah adalah charger yang membuat `baterai’ keimanan kami terisi kembali? Tapi apa nyatanya sekarang? Bukannya dibuat tenang, tapi malah pusing melihat kondisi halaqah yang semrawut. Boro-boro curhat tentang masalah pribadi atau persoalan dakwah ke Murabbi, hadir dan tanya kabar para Mutarabbi saja jarang. Bahkan, bilang terima kasih setelah diberikan hadiah saja enggan! Tidak percaya? Ya, sekiranya itulah yang pernah kami rasakan. Miris, bukan?

Kami heran, apa jadinya Murabbi yang tidak tahu minat dan bakat para binaannya? Jangankan itu, kesibukan dan sifat-sifat menonjol para binaannya saja tidak tahu! Kalau seperti ini, bagaimana gerak dakwah akan bagus? Tak perlu bicarakan kemenangan dakwah yang besar kalau ngurusi halaqah saja tidak becus! Apakah benar ini refleksi jika halaqah tidak dibangun dengan sepenuh hati, alhasil kami pun menerimanya dengan hati yang separuh? Entahlah…

Malu kami kalau ingat sudah tua begini, tapi juz 30 saja belum hafal. Kami sadar, itu memang harus dengan kemauan pribadi dan azzam yang kuat. Tapi kami pun butuh disemangati dan dibimbing ketika kami lemah. Kami perlu diarahkan ketika kami lupa. Kami butuh di-iqab ketika kami salah. Kami juga perlu diapresiasi (meski bukan materi, pen) ketika dianggap baik. Menjadi aktivis dakwah bukan berarti menjadikan kami tidak butuh perhatian itu semua. Kami pun malu kalau punya kebiasaan terlambat sekarang ini. Tapi bagaimana lagi, Murabbi yang seharusnya mencontohkan pun kerap datang terlambat tanpa alasan yang tepat.

Di satu sisi, amanah kami sebagai kader dakwah mengharuskan kami lebih ekstra memperhatikan orang-orang di sekitar kami, baik itu sesama kader, maupun yang bukan kader, untuk kami dakwahi. Tapi di lain sisi, kami pun perlu didakwahi. Hati kami menangis, kala mengetahui kelemahan kami sebagai manusia biasa ini yang juga perlu diperhatikan, diberikan sentuhan lembut, dan juga dimengerti segala kelemahannya. Kami bukan robot yang hanya dirusuh mengerti tanpa pernah dimengerti! Kalau semua ingin dipahami, lalu siapa yang memahami kami? Hey, kami ini juga manusia! Perlakukan kami sebagai manusia. Bukankah esensi dakwah dan tarbiyah adalah memanusiakan manusia? Maka perhatikan kami. Penuhi hak-hak kami. Minimal, hak halaqah kami sebagai Mutarabbi. Hak untuk didengarkan, diperhatikan, dikontrol, diarahkan, dan termasuk hak untuk mendapatkan teladan yang baik dari mereka para Murabbi!

Sebut saja kami melankolis atau terlalu cengeng dengan mengatakan ini. Toh, kami yakin mereka yang mengejek kami seperti itu juga tak terlepas dari kebutuhan untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan ini. Mengapa kami katakan begitu? Karena itulah yang kita butuhkan sebagai manusia, khususnya seorang kader dakwah, yakni ketenangan dan kenyamanan dalam halaqah!

Sedikit bukti, orang-orang menikah bukanlah untuk dapat keturunan dan kekayaan. Kalaupun dapat, itu hanya bonus saja! Sudah pasti yang pertama dicari adalah ketenangan dan kenyamanan. Apa yang terjadi jika mereka tidak mendapatkannya? Sudah pasti keluarga akan banyak cek-cok dan berakhir tragis. Sekolah pun demikian, yang pertama dicari saat menentukan sekolah bukanlah mata pelajarannya, tetapi sekolah mana yang membuat kita nyaman dan senang. Karena kalau tidak nyaman dan senang, jangankan ilmu bisa terserap, niat untuk masuk sekolah saja bisa musnah! Seperti itu pula halaqah, bukan materi yang kami cari, tapi perhatian para Murabbi. Tak peduli bagaimana kapasitasnya, yang penting perhatian dan komitmennya untuk membina saja sudah cukup. Itulah yang membuat kami merasa betah. Karena itu yang kami butuhkan.

Bukti lain. Kali ini, mari kita berpikir ekstrem. Pernahkah kita memikirkan secara mendalam relevansi eksistensi halaqah selama ini? Mungkin kita menjawab dari segi keilmuan, dari tidak tahu menjadi tahu. Karena Islam ini membutuhkan kepemahaman dalam pelaksanaannya. Lantas, kalau sudah tahu ilmunya dan ibarat kata sudah jadi orang baik-baik dan faqih agama, apakah perlu kita halaqah lagi? Sebagian lagi mungkin menjawab bahwa halaqah tidak hanya bermaksud mencetak orang-orang saleh, tetapi juga yang dapat menyolehkan orang lain (berdakwah, pen). Oke, sekarang begini, kalau kita sudah saleh, ibadah sudah tekun, ilmu agama sudah `ngelotok’, dan aktif juga di berbagai kegiatan dakwah, apakah masih perlu kita halaqah? Coba renungkan selama ini, dan gali jawaban yang begitu kongkret, sehingga alasan kita halaqah menjadi kuat dan substantif! Kami yakin, segala kegersangan atau curhatan para aktivis dakwah tentang proses tarbiyahnya tidak akan jauh dari keluh kesah mereka tentang ketenangan dan kenyamanan! Pola pikir mereka dibentuk sedemikian rupa untuk pandai berdakwah, tubuh mereka ditempa untuk kuat beramal, tapi sangat disayangkan jika mereka kurang disentuh hatinya dengan cinta dan kasih sayang.

Spirit halaqah bukanlah terletak di baramij-nya (susunan acara), melainkan dari nuansa ruhiyah yang jarang kita rasakan selama ini. Ruhiyah itulah yang membuat kita nyaman dan tenang. Kenyamanan dan ketenangan inilah yang kita perlukan. Sekali lagi, kenyamanan dan ketenangan! Mari simak penggalan hadits arba’in yang ke-36 ini: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah Allah (masjid); membaca kitab Allah, dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat Allah akan menyelimuti mereka, dan Allah akan memuji mereka di depan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya.” [HR. Muslim]

Lihatlah, bukankah hadits ini begitu akrab dengan situasi halaqah? Maka ketika tidak ada ketenteraman, ketenangan, dan kenyamanan dalam halaqah, maka boleh jadi selama ini ada yang salah dengan proses halaqah kita, dan itu perlu segera diperbaiki! Mungkin sekiranya inilah yang menjadi koreksi kita, bahwa apabila seluruh pelaku tarbiyah (halaqah, pen) memahami makna tarbiyah dengan baik dan menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing, niscaya proses dan output tarbiyah itu akan baik sebagaimana mestinya. Begitu pula dengan Murabbi, kalaulah mereka menjalankan peran dan fungsi mereka sebagai guru, orangtua, pemimpin, dan sahabat dengan baik, niscaya impian dan target capaian halaqah akan tertunaikan dengan baik. Bahkan kami yakin, para binaan mereka akan sangat bersedih jika ternyata harus ditransfer ke Murabbi lain!

Ah, semoga yang kami rasakan ini hanya potret minoritas belaka. Kami menyampaikan ini guna sebagai muhasabah saat kami membina, juga mereka yang saat ini sebagai pembina (Murabbi, pen). Semoga tercipta perbaikan dan kebaikan. Kami sangat menantikan saat di mana para Mutarabbi dengan senang menjalankan kewajibannya karena mendapatkan haknya, sementara para Murabbi pun dengan bahagia menuntut haknya karena telah melunasi kewajibannya.

Allahu a’lam…

Didedikasikan untuk seorang sahabat yang sedang mencari penguatan.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/05/20175/please-murabbi-pahami-kami/#ixzz1u6txJHPb

Read Full Post »

Older Posts »